Rabu, 19 September 2012
Sabtu, 15 September 2012
PENGARUH UDARA TERHADAP PERKECAMBAHAN KACANG HIJAU
BAB I – PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkecambahan adalah
peristiwa tumbuhnya embrio di dalam biji menjadi tanaman baru. Biji akan
berkecambah jika berada dalam lingkungan yang sesuai. Proses perkecambahan ini
memerlukan suhu yang cocok, banyaknya air yang memadai, persediaan oksigen yang
cukup, kelembapan, dan cahaya. Struktur biji yang berbeda antara tumbuhan
monokotil dan dikotil akan menghasilkan struktur kecambah yang berbeda pula.
Pengaruh kelembaban udara berbeda beda pada setiap tumbuhan. Tanah dan udara yang lembap berpengaruh baik bagi pertumbuhan kecambah .
Pengaruh kelembaban udara berbeda beda pada setiap tumbuhan. Tanah dan udara yang lembap berpengaruh baik bagi pertumbuhan kecambah .
Kondisi lembap menyebabkan
banyak air yang diserap kecambah dan lebih sedikit diuapkan. Kondisi tersebut
mendukung aktifitas pemanjangan sel-sel dan kecepatan pertumbuhan pada kecambah
.
1.2 Rumusan Masalah
a. Bagaimana kelembaban udara mempengaruhi kecepatan
pertumbuhan kecambah?
b. Faktor-faktor apakah yang menyebabkan perbedaan
kelembaban udara dapat mempengaruhi cepat lambatnya pertumbuhan kecambah?
1.3 Hipotesis
0.
Tidak akan
terjadi perbedaan pertumbuhan yang berarti.
1.
Jika di taruh di
dalam ruang yang hampa udara, maka perkecambahan kacang hijau akan lebih cepat
dibanding perkecambahan di dalam ruang kedap udara
1.4 Tujuan Penelitian
a. Mengidentifikasi perbedaan kelembaban udara terhadap
pertumbuhan kecambah
b.
Mengetahui
bagaimana kelembaban udara dapat mempengaruhi kecepatan pertumbuhan kecambah
c.
Mengetahui
faktor-faktor apakah yang menyebabkan perbedaan kelembaban udara dapat
mempengaruhi kecepatan pertumbuhan kecambah
1.5 Manfaat Penelitian
a. Menambah pengetahuan bagi siswa tentang pertumbuhan
kecambah .
b. Memberikan kontribusi bagi masyarakat
c.
Menerapkan pengaruh
kelembaban pada pertumbuhan kecambah
BAB II – TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kajian Teori
a.
Definisi Kecambah
Kecambah adalah
tumbuhan (sporofit) muda yang baru saja berkembang dari tahap embrionik di
dalam biji.Kecambah dibagi menjadi 3 bagian utama, radikula (akar embrio),
hipokotil, dan kotiledon (daun lembaga).Proses pertumbuhan kecambah dapat
dilakukan sepanjang tahun, tidak memerlukan sinar matahari dan dapat dilakukan
pada musim apapun.
b.
Perkecambahan
Perkecambahan adalah
peristiwa tumbuhnya embrio di dalam biji menjadi tanaman baru. Biji akan
berkecambah jika berada dalam lingkungan yang sesuai. Proses perkecambahan ini
memerlukan suhu yang cocok, banyaknya air yang memadai, persediaan oksigen yang
cukup, kelembapan, dan cahaya. Struktur biji yang berbeda antara tumbuhan
monokotil dan dikotil akan menghasilkan struktur kecambah yang berbeda pula.
Pada tumbuhan monokotil, struktur kecambah meliputi radikula, akar primer,
plumula, koleoptil, dan daun pertama. Sedangkan, pada kecambah tumbuhan dikotil
terdiriatas akar primer, hipokotil, kotiledon, epikotil, dan daun pertama.
Berdasarkan letak
kotiledonnya, perkecambahan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu epigeal dan
hipogeal.
·
Pada
perkecambahan epigeal, kotiledon terdapat di permukaan tanah karena terdorong
oleh pertumbuhan hipokotil yang memanjang ke atas.
·
Pada
perkecambahan hipogeal, kotiledon tetap berada di bawah tanah, sedangkan
plumula keluar dari permukaan tanah disebabkan pertumbuhan epikotil yang
memanjang ke arah atas .
c.
Fisiologi
Perkecambahan
Untuk memulai
kehidupannya, biji harus berkecambah menjadi tanaman baru. Perkecambahan biji
dimulai dengan imbibisi dan diakhiri ketika radikula memanjang atau muncul
melewati kulit. Perkecambahan biji dapat dibagi menjadi 4 tahap, yaitu :
·
Hidrasi atau
imbibisi; selama kedua periode tersebut, air masuk ke dalam embrio dan membasahi
protein dan koloid lain.
·
Pembentukan atau pengaktifan enzim yang
menyebabkan peningkatan aktivitas metabolik.
·
Pemanjangan sel
radikula, diikuti munculnya radikula dari kulit biji.
·
Pertumbuhan
kecambah selanjutnya adalah pertumbuhan primer.
d.
Pertumbuhan
Primer
Setelah proses
perkecambahan, tumbuhan mengalami pertumbuhan dan perkembangan lebih lanjut.
Tumbuhan akan membentuk akar, batang, dan daun. Ujung batang dan ujung akar
akan tumbuh memanjang karena adanya aktivitas sel-sel meristematis. Proses ini
disebut pertumbuhan primer. Sel-sel meristem dapat juga berdiferensiasi menjadi
sel-sel yang memiliki struktur dan fungsi yang khusus. Daerah pertumbuhan pada
ujung batang dan ujung akar dapat dibedakan menjadi 3 daerah, yaitu:
·
Daerah pembelahan terdapat pada ujung akar. Sel-sel
meristem di daerah ini akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan struktur
akar pertama.
·
Daerah
pemanjangan terletak setelah daerah pembelahan. Pada daerah ini, sel-sel
mengalami pembesaran dan pemanjangan.
·
Daerah
diferensiasi. Daerah yang sel-selnya berdiferensiasi menjadi sel-sel yang
memiliki struktur dan fungsi khusus.
e.
Pertumbuhan Sekunder
Di antara xilem dan floem terdapat kambium yang
selselnya aktif membelah. Pada tumbuhan dikotil, jaringan xilem dan floem
primer terdapat pada batang dan akar yang hidup selama periode yang relatif
pendek. Kemudian, fungsinya diambil alih oleh jaringan pembuluh sekunder yang
dihasilkan oleh kambium yang aktif membelah. Pertumbuhan kambium ke arah luar
membentuk floem sekunder, dan ke arah dalam membentuk xilem sekunder sehingga
batang tumbuhan bertambah besar. Aktivitas kambiumyang membentuk xilem dan
floem sekunder ini disebut pertumbuhan sekunder. Semua jaringan yang ada di
sebelah dalam kambium disebut kayu, sedangkan di sebelah luar kambium disebut
kulit atau papagan.
Pembentukan xilem dan floem sekunder pada batang terjadi karena aktivitas kambium yang dipengaruhi oleh musim. Jika kondisi lingkungan kurang menguntungkan, maka aktivitas kambium menjadi rendah sehingga xilem dan floem sekunder yang dihasilkan sedikit. Namun sebaliknya, pada musim hujan, aktivitas kambium ini akan meningkat. Perbedaan aktivitas kambium akan menghasilkan jejak pada batang yang disebut lingkaran tahun.
Pembentukan xilem dan floem sekunder pada batang terjadi karena aktivitas kambium yang dipengaruhi oleh musim. Jika kondisi lingkungan kurang menguntungkan, maka aktivitas kambium menjadi rendah sehingga xilem dan floem sekunder yang dihasilkan sedikit. Namun sebaliknya, pada musim hujan, aktivitas kambium ini akan meningkat. Perbedaan aktivitas kambium akan menghasilkan jejak pada batang yang disebut lingkaran tahun.
f.
Faktor- Faktor
yang Memengaruhi Pertumbuhan Kecambah
Pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan sangat dipengaruhi oleh faktor dalam dan faktor luar
tumbuhan. Faktor dalam adalah semua faktor yang terdapat dalam tubuh tumbuhan
antara lain faktor genetik yang terdapat di dalam gen dan hormon. Gen berfungsi
mengatur sintesis enzim untuk mengendalikan proses kimia dalam sel. Hal ini
yang menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan. Sedangkan, hormon merupakan
senyawa organik tumbuhan yang mampu menimbulkan respon fisiologi pada tumbuhan.
Faktor luar tumbuhan yang sangat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
tumbuhan, yaitu faktor lingkungan berupa cahaya, suhu, oksigen dan kelembapan.
Untuk lebih memahami, mari cermati uraian berikut ini
v Hormon
Hormon tumbuhan adalah suatu senyawa
organik yang disintesis di salah satu bagian tumbuhan dan dipindahkan ke bagian
yang lain, pada konsentrasi yang sangat rendah mampu menimbulkan respon
fisiologis. Hormon mempengaruhi respon pada bagian tumbuhan, seperti
pertumbuhan akar, batang, pucuk, dan pembungaan. Respon tersebut tergantung
pada spesies, bagian tumbuhan, fase perkembangan, konsentrasi hormon, interaksi
antar hormon, dan berbagai faktor lingkungan. Terdapat lima hormon tumbuhan
yang dikenal, yaitu auksin, giberelin, sitokinin, gas etilen, dan asam absisat
(ABA). Mari cermati.
·
Auksin
Istilah auksin pertama kali digunakan oleh Frits Went yang menemukan bahwa suatu senyawa menyebabkan pembengkokan koleoptil ke arah cahaya. Pembengkokan koleoptil yang terjadi akibat terpacunya pemanjangan sel pada sisi yang ditempeli potongan agar yang mengandung auksin.
Istilah auksin pertama kali digunakan oleh Frits Went yang menemukan bahwa suatu senyawa menyebabkan pembengkokan koleoptil ke arah cahaya. Pembengkokan koleoptil yang terjadi akibat terpacunya pemanjangan sel pada sisi yang ditempeli potongan agar yang mengandung auksin.
Auksin yang ditemukan
Went kini diketahui sebagai asam indol asetat (IAA). Selain IAA, tumbuhan
mengandung tiga senyawa lain yang dianggap sebagai hormon auksin, yaitu 4-kloro
indolasetat (4 kloro IAA) yang ditemukan pada biji muda jenis kacang-kacangan,
asam fenil asetat (PAA) yang ditemui pada banyak jenis tumbuhan, dan asam
indolbutirat (IBA) yang ditemukan pada daun jagung dan berbagai jenis tumbuhan
dikotil.
Auksin berperan dalam berbagai macam kegiatan tumbuhan di antaranya adalah:
Auksin berperan dalam berbagai macam kegiatan tumbuhan di antaranya adalah:
o
Perkembangan buah
Pada
waktu biji matang berkembang, biji mengeluarkan auksin ke bagian-bagian bunga
sehingga merangsang pembentukan buah. Dengan demikian, pemberian auksin pada
bunga yang tidak diserbuki akan merangsang perkembangan buah tanpa biji. Hal
ini disebut partenokarpi.
o
Dominansi apikal
Dominansi
apikal adalah pertumbuhan ujung pucuk suatu tumbuhan yang menghambat
perkembangan kuncup lateral di batang sebelah bawah. Dominansi apikal merupakan
akibat dari transpor auksin ke bawah yang dibuat di dalam meristem apikal.
o
Absisi
Daun
muda dan buah muda membentuk auksin, agar keduanya tetap kuat menempel pada
batang. Tetapi, bila pembentukan auksin berkurang, selapis sel khusus terbentuk
di pangkal tangkai daun dan buah sehingga daun dan buah gugur.
o
Pembentukan akar
adventif
Auksin
merangsang pembentukan akar liar yang tumbuh dari batang atau daun pada banyak
spesies.
·
Giberelin
Giberelin pertama kali ditemukan di Jepang pada 1930 dari kajian terhadap tanaman padi yang sakit. Padi yang terserang jamur Gibberella fujikuroi tersebut tumbuh terlalu tinggi. Para ilmuwan Jepang mengisolasi zat dari biakan jamur tersebut. Zat ini dinamakan giberelin. Bentuk-bentuk giberelin diantaranya adalah GA3, GA1, GA4, GA5, GA19, GA20, GA37, dan GA38. Giberelin diproduksi oleh jamur dan tumbuhan tinggi.
Giberelin disintesis di hampir semua bagian tanaman, seperti biji, daun muda, dan akar. Giberelin memiliki beberapa peranan, antara lain:
Giberelin pertama kali ditemukan di Jepang pada 1930 dari kajian terhadap tanaman padi yang sakit. Padi yang terserang jamur Gibberella fujikuroi tersebut tumbuh terlalu tinggi. Para ilmuwan Jepang mengisolasi zat dari biakan jamur tersebut. Zat ini dinamakan giberelin. Bentuk-bentuk giberelin diantaranya adalah GA3, GA1, GA4, GA5, GA19, GA20, GA37, dan GA38. Giberelin diproduksi oleh jamur dan tumbuhan tinggi.
Giberelin disintesis di hampir semua bagian tanaman, seperti biji, daun muda, dan akar. Giberelin memiliki beberapa peranan, antara lain:
o
Memacu
perpanjangan secara abnormal batang utuh.
o
Perkecambahan
biji dan mobilisasi cadangan makanan dari endosperm untuk pertumbuhan embrio.
o
Perkembangan
bunga dan buah.
o
Menghilangkan
sifat kerdil secara genetik pada tumbuhan.
o
Merangsang
pembelahan dan pemanjangan sel.
·
Sitokinin
Kinetin merupakan sitokinin sintetik yang pertama ditemukan oleh Carlos Miller pada ikan kering. Setelah itu ditemukan senyawa sitokinin yang lain dalam endosperma cair jagung, yaitu zeatin. Sitokinin sintetik lainnya adalah BAP (6-benzilaminopurin) dan 2-ip. Sitokinin mempunyai beberapa fungsi, antara lain:
Kinetin merupakan sitokinin sintetik yang pertama ditemukan oleh Carlos Miller pada ikan kering. Setelah itu ditemukan senyawa sitokinin yang lain dalam endosperma cair jagung, yaitu zeatin. Sitokinin sintetik lainnya adalah BAP (6-benzilaminopurin) dan 2-ip. Sitokinin mempunyai beberapa fungsi, antara lain:
o
Memacu pembelahan
sel dalam jaringan meristematik.
o
Merangsang
diferensiasi sel-sel yang dihasilkan dalam meristem.
o
Mendorong
pertumbuhan tunas samping dan perluasan daun
o
Menunda penuaan
daun.
o
Merangsang
pembentukan pucuk dan mampu memecah
·
Gas etilen
Buah-buahan terutama yang sudah tua melepaskan gas
yang disebut etilen. Etilen disintesis oleh tumbuhan dan menyebabkan proses
pemasakan yang lebih cepat. Selain etilen yang dihasilkan oleh tumbuhan,
terdapat etilen sintetik, yaitu etepon (asam 2-kloroetifosfonat). Etilen
sintetik ini sering di gunakan para pedagang untuk mempercepat pemasakan buah.
Selain memacu pematangan, etilen juga memacu perkecambahan biji, menebalkan batang, mendorong gugurnya daun, dan menghambat pemanjangan batang kecambah. Selain itu, etilen menunda pembungaan, menurunkan dominansi apikal dan inisiasi akar, dan menghambat pemanjangan batang kecambah.
Selain memacu pematangan, etilen juga memacu perkecambahan biji, menebalkan batang, mendorong gugurnya daun, dan menghambat pemanjangan batang kecambah. Selain itu, etilen menunda pembungaan, menurunkan dominansi apikal dan inisiasi akar, dan menghambat pemanjangan batang kecambah.
·
Asam absisat
(ABA)
Asam absisat (ABA) merupakan penghambat (inhibitor)
dalam kegiatan tumbuhan. Hormon ini dibentuk pada daundaun dewasa. Asam absisat
mempunyai peran fisiologis diantaranya adalah:
o
Mempercepat
absisi bagian tumbuhan yang menua, seperti daun, buah dan dormansi tunas.
o
Menginduksi
pengangkutan fotosintesis ke biji yang sedang berkembang dan mendorong sintesis
protein simpanan.
o
Mengatur penutupan
dan pembukaan stomata terutama pada saat cekaman air.
2.2 Kajian dan Hasil-Hasil Penelitian
Faktor LingkunganFaktor-faktor lingkungan yang dapat
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan, antara lain: cahaya, air,
mineral, kelembapan, suhu, dan gaya gravitasi.
o
Oksigen
Oksigen mempengaruhi pertumbuhan tumbuhan. Dalam respirasi pada tumbuhan, terjadi penggunaan oksigen untuk menghasilkan energi. Energi ini digunakan, antara lain untuk pemecahan kulit biji dalam perkecambahan, dan aktivitas tumbuhan.
Oksigen mempengaruhi pertumbuhan tumbuhan. Dalam respirasi pada tumbuhan, terjadi penggunaan oksigen untuk menghasilkan energi. Energi ini digunakan, antara lain untuk pemecahan kulit biji dalam perkecambahan, dan aktivitas tumbuhan.
o
Suhu udara
Pertumbuhan
dipengaruhi oleh kerja enzim dalam tumbuhan. Sedangkan, kerja enzim dipengaruhi
oleh suhu. Dengan demikian, pertumbuhan tumbuhan sangat dipengaruhi oleh suhu.
Setiap spesies atau varietas mempunyai suhu minimum, rentang suhu optimum, dan
suhu maksimum. Di bawah suhu minimum ini tumbuhan tidak dapat tumbuh, pada
rentang suhu optimum, laju tumbuhnya paling tinggi, dan di atas suhu maksimum,
tumbuhan tidak tumbuh atau bahkan mati.
BAB III –
Metode Penelitian
3.1 Variabel dan Definisi Oprasional
·
Variabel
Bebas : Media kapas, pemberian
air
·
Variabel
Kontrol : kelembaban udara
·
Variabel
Terikat : tinggi perkecambahan
3.2 Rancangan Penelitian
ü
Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan
ü
Lubangi bagian dasar aqua dengan peniti lalu
potong bagian atasnya
ü
Tuangkan tanah ke dalam 4 gelas aqua secukupnya
ü
Letakkan masing-masing 5 biji kecambah pada tiap
gelas
ü
Siram tiap gelas aqua yang telah ditanami
kecambah dengan air kira-kira
50 ml
ü
Beri tanda pada setiap gelas dengan menggunakan
label bertuliskan nomor
ü
Tutup
salah satu sampel dengan kantong plastic, dan sampel yang lainnya di biarkan di
tempat terbuka
ü
Letakkan semua gelas sampel
yang sudah di lubangi di atas mangkuk sebagai tempat pemberian air pada sampel, (unuk mengisi pasokan air kecambah)
3.3 Sasaran Penelitian
·
Sampel
: 3butir biji
kacang hijau
·
Populasi
:12 biji kacang
hijau
3.4 Instrumen Alat dan Bahan
1.
Alat
a.
4 gelas bekas aqua
b.
4
buah mangkuk kecil
c.
2 plastik
d.
Label
nama
e.
Penitih
f.
Isolasi
g.
Gunting
h.
Cutter
i.
Gelas Ukur
2.
Bahan
a.
12 biji
kecambah
b.
Tanah
gembur secukupnya
c.
Air
masing-masing 50 ml
3.5 Prosedur Pelaksanaa Penelitian
Di sediakan 4 model sampel, dmana 2 sampel akan di biarkan d
tempat tebuka dan sampel yang lainnya akan d tutupi dengan plastik. Keempat
model sampel ini akan d berikan perlakuan yang sama. Model sampel akan di beri
air dengan mangkok yang ada di bawahnya setiap 1 hari sekali. Dan pengukuran
kan di laksanakan setiap selang 3hari dari waktu penanaman.
3.6 Jadwal
Penelitian
Tanggal kegiatan
|
Kegiatan
|
28 juli 2012
|
Pembuatan makalah
|
30 juli 2012
|
Presentasi makalah
|
1 agustus 2012
|
Penanaman bibit
|
4 agustus 2012
|
Pengukuran pertama
perkecambahan kacang hijau
|
7 agustus 2012
|
Pengukuran akhir kacang
hijau
|
|
|
BAB IV –DATA
DAN PEBAHASAN
4.1 Deskripsi data
Pengukuran tgl 4 agustus 2012
·
Wadah 1 ( tidak terbungkus, 3 biji
kacang )
o
Biji 1 : 1,5 cm
o
Biji 2 : 1,5cm
o
Biji 3 : 1,5 cm
·
Wadah 2 (tidak terbungkus, 3 biji
kacang )
o
Biji 1 : 1,5 cm
o
Biji 2 : 1,5 cm
o
Biji 3 : 1 cm
·
Wadah 3 (terbungkus, 3 biji kacang )
o
Biji 1 : 2,4 cm
o
Biji 2 : 2,1 cm
o
Biji 3 : 2 cm
·
Wadah 4 ( terbungkus, 3 biji kacang )
o
Biji 1 : 2 cm
o
Biji 2 : 2 cm
o
Biji 3 : 2,1 cm
4.2 Interprestasi
Data
4.3 Uji Hipotesis
1.Di duga
kelembapan udara dapat mempengaruhi pertumbuhan perkecambahan karena pada
pengukuran terdpat biji kecambah lebih panjang dari biji yang tidak di bungkus
plastic.
4.4 Pembahasan
Kelembapan
Laju transpirasi dipengaruhi oleh
kelembapan udara. Jika kelembapan udara rendah, transpirasi akan meningkat. Hal
ini memacu akar untuk menyerap lebih banyak air dan mineral dari dalam tanah.
Meningkatnya penyerapan nutrien oleh akar akan meningkatkan pertumbuhan
tanaman.
BAB V – KESIMPULAN
DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Ternyata udara dapat mempengaruhi perkecambahan
,
5.2 Saran
Jika
ingin mendapatkan hasil yang optimal maka sebaiknya memanfaatka tekhnik
kelembaban udara agar mendapat hasil yang optimal ..
DAFTAR
PUSTAKA
Langganan:
Postingan (Atom)